Sabtu, 26 Juni 2010, 14:30 WIB
Oleh Hasan Yazid
Saat ini, sekitar 2,6 miliar pasang mata menyaksikan perhelatan akbar Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Penikmatnya tak terbatas usia, warna kulit, etnis, agama, dan jenis kelamin. Semuanya bersatu padu menyaksikan hajatan empat tahunan itu. Ada yang menggelar nonton bareng (nobar), baik di rumah, pos kamling, kafe, restoran, maupun hotel.
Sungguh begitu dahsyat magnet deman piala dunia, hingga banyak orang rela antre dan menunggu untuk menyaksikan pemain kesayangannya dan pertandingan antarnegara itu. Tak terkecuali umat Islam, sebagian rela dan turut serta melampiaskan kesenangannya untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
Alangkah indahnya, bila sebagian dari waktu menunggu itu bisa dimanfaatkan untuk menghidupkan malam (Qiyamul Lail) guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebab, kesempatan menunggu atau seusai menyaksikan pertandingan tersebut (sekitar pukul 03.30 WIB), digunakan untuk beribadah kepada Allah. Hal itu, jauh akan lebih dahsyat lagi, karena mendapatkan dua keuntungan. Dapat menyaksikan piala dunia, namun juga dapat kebahagiaan dan ketenangan hati karena punya kesempatan lebih dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Menghidupkan malam (Qiyamul Lail) itu, antara lain, bisa dengan mendirikan shalat tahajjud, shalat witir, membaca Alquran, berzikir, munajat, muhasabah, taubat, dan lainnya. Semua itu adalah ibadah yang dicontohkan Rasul SAW dalam mengisi sebagian waktu malam, dengan tujuan mengharapkan ampunan, berkah, dan ridha Allah SWT.
Kedahsyatan Qiyamul Lail telah dijelaskan Allah dan Rasul-Nya. Pertama, orang yang mengerjakannya akan mendapatkan derajat yang terpuji di sisi Allah. "Dan pada sebagian malam hari, bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan-Mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."(QS Al-Isra [17]: 79).
Kedua, mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. "Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri (tahajjud) untuk Tuhan mereka." (QS Al-Furqan [25]: 64).
Ketiga, doanya akan dikabulkan dan dosanya diampuni oleh Allah. Sebab, pada sebagian malam terdapat waktu yang mustajab untuk berdoa. Sebagaimana sabda Rasul SAW dalam hadis Qudsi: "Sesungguhnya Allah, jika telah berlalu sepertiga malam yang pertama, perlahan-lahan turun ke langit dunia. Maka, Allah berfirman, "Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, pasti Aku kabulkan permintaannya, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni."
Jika seluruh umat Islam dari berbagai lapisan dan pemimpin negeri ini mau bersama-sama menggerakkan diri untuk menghidupkan malam (Qiyamul Lail), niscaya akan terciptalah kedamaian serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Serta terwujud pula negeri yang diridhai-Nya, Baldatun Thoyyibatun wa rabbun Ghafur. Wallahu a'lam
Sumber : Republika.co.id
Sabtu 26 Juni 2010
0 komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan blog dimohon untuk meninggalkan pesan dibawah ini